Kamis, 27 Mei 2010

Cari Jodoh


Jodoh memang sebuah misteri yang sama susah diduga seperti halnya rejeki dan kematian. Beragam cara dilakukan bukan saja mendapatkan melainkan mendekati jodoh yang pas dengan kita.

Ada yang menempuh jalan pintas dengan “pacaran”, biro jodoh, ada yang mempercayakan kepada orang lain yang terpercaya, tak sedikit pula yang lebih memilih memecahkan misteri dengan menjalani pernikahan dengan sesegera mungkin.

Lihat iklan televisi akhir-akhir ini? Disana terdapat banyak iklan yang menyarankan pria atau wanita berpenampilan sempurna demi mendapatkan pasangan yang diinginkan. Tidaklah salah namun pasti melelahkan tampil sempurna (baca:tidak sempurna) bukan hanya untuk orang lain yang belum tentu berpikir sama mengenai kita.

Sejumlah data statistik cukup mengerikan memaparkan bahwa kebanyakan hal tersebut malah penjerumusan dalam menghabiskan biaya boros, budaya setan dan jauh dari syar’i.

Mencari pasangan sebenarnya seperti melihat seberapa jauh ke dalam dirimu. Pasangan itu cerminan diri kita sendiri. Apalagi kita tahu bahwa terciptanya Hawa justru dari tulang rusuk Nabi Adam. Ini semakin meyakinkan kita bahwa jodohmu kurang lebih sama menyerupai dirimu bukan hanya sekedar fisik melainkan hal lain.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا


Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. [QS. An Nissa (4):1]

[263] Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.

[264] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.

Ada pertanyaan besar harus dijawab,
Mengapa kita harus jadi orang lain demi kriteria yang kita belum tentu pas dengan kita?

Senantiasa berubah atau berpenampilan baik itu memang dianjurkan dalam Islam. Namun menjadi orang lain hanya karena mencari sosok ideal merupakan hal yang keliru. Sayangnya sosok ideal ini sudah terdefinisi secara sempurna ada di sosok-sosok selebritas dalam iklan.

Percayalah itu semua tidak seindah kelihatannya. Padahal sosok dalam iklan belum tentu sesuai dengan kepribadian dan karakter kita. Yang kita lihat di iklan dan televisi hanya beberapa menit dari 24 jam keseharian dia.

Carilah kriteria pasangan lewat sudut pandang Islam, karena sesungguhnya dalam diri manusia terdapat ruh yang Allah tiupkan yang senantiasa mendapat ketenangan justru ketika mengingat Allah.

Ruh ini tidak pernah berbohong, dia tak akan mengingkari Penciptanya.
Selanjutnya tentukan apa yang membuat kita nyaman, lihat kepribadian kita lebih nyaman soal apa? Bila mengenai pendidikan maka itu menjadi kriteria berikutnya.

Kenyamaan ini penting karena kita tidak menghabiskan sehari atau dua, melainkan seumur hidup.

Bila sudah menentukan kriteria yang kita inginkan, sudahkah kita ada di kriteria yang sama?

Egois rasanya kita mengharapkan pasangan kita seperti kriteria sementara kita tidak ada dalam kriteria yang sama. Konsep sekufu dalam Islam pun bukan hanya dalam agama namun ada satu yang kita bisa berdamai untuk dalam kriteria tersebut.

Jadilah kita magnet bagi pasangan kita, ketika ingin pasangan yang sholeh, maka kita harus sholeh, ketika ingin punya pasangan pintar maka kita juga harus pintar. Pada dasarnya kita tak mungkin menemukan emas di tumpukan sampah bukan?.

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ


“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).” [ QS. An Nuur (24):26]

Ada yang bilang, berumah tangga itu seperti kita membeli rumah. Semampu kita membeli berdasarkan informasi bahkan open house. Bukan berarti dalam perjalanannya rumah yang kita beli serupa dengan brosur di awal bukan?, ketika bocor harus ditambal.

Ketika lapuk harus diperbaiki, ketika kusam harus di cat ulang. Saat rumah rapi, indah dan nyaman bahkan tahan gempa... bukankah kita jadi lebih nyaman tinggal didalamnya?

(http://percikaniman.org/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar